MELEPAS PENAT

MELEPAS PENAT
Love Bali

Jumat, 16 September 2011

TEORI SKINNER dan PAVLOV


 1. SKINNER


Burhuss Frederic Skinner lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di Susquehanna, Pennsylvania.  Skinner adalah seseorang yang aktif dalam berbagai kegiatan, seperti melakukan berbagai penelitian, membimbing ratusan calon doktor, dan menulis berbagai buku. Meski tidak sukses sebagai penulis buku fiksi dan puisi, ia menjadi salah satu penulis psikologi terbaik. B.F. Skinner dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung (directed instruction) dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Walden II. Pada tanggal 18 Agustus 1980, Skinner meninggal dunia karena penyakit Leukemia.
Skinner memiliki tiga asumsi dasar dalam membangun teorinya:
1.  Behavior is lawful (perilaku memiliki hukum tertentu)
2.  Behavior can be predicted (perilaku dapat diramalkan)
3.  Behavior can be controlled (perilaku dapat dikontrol)
Skinner juga menekankan mengenai functional analysis of behavior yaitu analisis perilaku dalam hal hubungan sebab akibat, dimana penyebabnya itu sendiri (seperti stimuli, deprivation, dsb) merupakan sesuatu yang dapat dikontrol. Hal ini dapat mengungkapkan bahwa sebagian besar perilaku dalam kejadian antesedennya berlangsung atau bertempat pada lingkungan. Kontrol atas events ini membuat kita dapat mengontrol perilaku.
Skinner mengajukan dua klasifikasi dasar dari perilaku: operants dan respondents. Operant adalah sesuatu yang dihasilkan, dalam arti organisme melakukan sesuatu untuk menghilangkan stimulus yang mendorong langsung. Contohnya, seekor tikus lari keluar dari labirin, atau seseorang yang keluar dari pintu. Respondent adalah sesuatu yang dimunculkan, dimana organisme menghasilkan sebuah respondent sebagai hasil langsung dari stimulus spesifik. Contohnya, seekor anjing yang mengeluarkan air liur ketika melihat dan mencium bau makanan, atau seseorang yang mengedip ketika udara ditiupkan ke matanya.
Adanya intensitas perilaku yang bervariasi disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan (environmental variable), misalnya pada dua orang yang mengkonsumsi makanan dengan kuantitas berbeda. Hal ini bukan berarti kedua orang tersebut memiliki dorongan makan berbeda. Untuk menganalisanya perlu dilihat variable lingkungannya, seperti jangka waktu dari makan ke makan berikutnya.
Menurut Skinner, cara efektif untuk meramal dan merubah perilaku adalah dengan menguatkan (to reinforce). Untuk itu, perlu diketahui hal-hal berikut:
1. Prinsip-prinsip pengkondisian dan belajar.
2. Penguatan dan pembentukan perilaku
3. Generalisasi dan diskriminasi stimulus
Manajemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku (behavior modification) antara lain dengan penguatan (reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan pada perilaku yang tidak tepat.
Operant Concitioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas berbeda dengan perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang muncul karena adanya stimulus tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan adalah: anak kecil yang tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut cenderung mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa maksud tersebut. Tersenyum adalah perilaku operan dan permen adalah penguat positifnya.
Skinner membuat eksperimen sebagai berikut: dalam laboratorium, Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut “Skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan, yaitu tombol, alat memberi makanan, penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik. Karena dorongan lapar (hunger drive), tikus berusaha keluar untuk mencari makanan. Selama tikus bergerak kesana-kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shaping.
Berdasarkan percobaannya Skinner menyatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement). Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulu-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif. Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang.
Beberapa prinsip belajar Skinner antara lain:
1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat.
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
4. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
5. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.
7. Dalam pembelajaran, digunakan shaping.

Perilaku Sosial
Dalam berbicara mengenai perilaku sosial, Skinner tidak membahas mengenai persoality traits atau karakteristik yang dimiliki seseorang. Bagi Skinner, deskripsi kepribadian direduksi dalam kelompok atau respon spesifik yang cenderung diasosiasikan dalam situasi tertentu.
Bagi Skinner, respon muncul karena adanya penguatan. Ketika dia mengeluarkan respon tertentu pada kondisi tertentu, maka ketika ada penguatan atas hal itu, dia akan cenderung mengulangi respon tersebut hingga akhirnya dia berespon pada situasi yang lebih luas. Penguatan tersebut akan berlangsung stabil dan menghasilkan perilaku yang menetap.
Perilaku Abnormal
Skinner berpendapat bahwa perilaku abnormal berkembang dengan prinsip yang sama dengan perilaku normal. Lebih jauh, ia mengatakan bahwa perilaku abnormal dapat diubah menjadi perilaku normal dengan memanipulasi lingkungan.

EFEK OBAT DALAM TINGKAH LAKU
Metodologi Skinner dan Kotak Skinner telah dibuktikan sebagai alat untuk mempelajari efek perilaku terhadap berbagai macam agen farmatologi. Satu obat yang telah diselidiki secara ekstensif dengan metode Skinnerian adalah chlorpromazine, yaitu agent anti-kecemasan yang digunakan dalam penanganan psikosis. Dari hasil penelitian terhadap tikus didapat bahwa obat ini mengurangi rasa takut (fear), dan kemudian telah diasumsikan bahwa obat ini juga memiliki efek bila diberikan pada penderita schizophren. Obat ini juga berfungsi sebagai depresan, yang mereduksi semua bentuk respon, tidak hanya respon pada ketakutan. 


2. Ivan Petrovich Pavlov

 Aliran psikologi di Rusia dipelopori oleh Ivan Petrovich Pavlov, terkenal dengan aliran behaviorisme di Rusia. Behaviorisme merupakan aliran psikologi yang timbul sebagai perkembangan dari psikologi pada umumnya.

Menurut Pavlov aktifitas organisme dapat dibedakan atas :

1.  Aktifitas yang bersifat reflektif, yaitu aktivitas organisme yang tidak disadari oleh organisme yang bersangkutan.

2.  Aktifitas yang disadari, yaitu aktivitas atas kesadaran organisme yang bersangkutan. Ini merupakan respons atas dasar kemauan sebagai suatu reaksi terhadap stimulus yang diterimanya. Stimilus yang diterima oleh organisme itu sampai dipusat kesadaran dan barulah terjadi suatu respons. Dengan demikian maka jalan yang ditempuh oleh stimulus dan respons atas dasar kesadaran lebih panjang apabila dibandingkan dengan stimulus dari respons refleksif.

Berkaitan dengan hal tersebut Pavlov sangat memusatkan perhatiannya pada masalah reflek, karena itu pula psikologi Pavlov sering disebut sebagai psikologi refleks.

            Eksperimen Pavlov banyak pengararuhnya pada masalah belajar, misalnya pada pembentukan kebiasaan ( habit formation ). Dalam eksperimennya, Pavlov menggunakan anjing. Menurut Pavlov, apabila anjing lapar dan melihat makanan, kemudian mengeluarkan air liur, ini merupakan respon alami yang sering disebut Unconditioned Response / UCR. Apabila anjing mendengar bel dan kemudian mengerakkan telinganya, ini juga merupakan respon yang alami. Bel sebagai stimulus yang tidak berkondisi atau Uncondicioned Stimulus / UCS. Yang akan diteliti, apakah dapat dibentuk pada anjing suatu perilaku apabila anjing mendengar bunyi bel lalu mengeluarkan air liur. Ternyata perilaku yersebut dapat dibentuk dengan cara memberikan stimulus yang berkondisi Conditioned Stimulus / CS bebarengan atau sebelum diberikan stimulus yang alami (UCS) segera berulang kali, sehingga akan terbentuk respons yang berkondisi atau Condicioned Response / CR, yaitu keluarnya air liur sekalipun stimulus yang wajar, yaitu makanan tidak diberikan.

Dalam hal ini, hasil pada akhirnya bunyi bel berkedudukan sebagai stimulus yang berkondisi ( CS ) dan mengeluarkan air liur sebagai respons yang berkondisi ( CR ). Apabila bunyi bel ( CS ) diberikan setelah diberikan makanan ( UCS ), maka tidak akan terjadi respons yang berkondisi tersebut. Hal ini telah dibuktikan pula oleh Krestovnikov teman Pavlov. Salah satu persoalan yang lain adalah apabila telah terbentuk respons yang berkondisi apakah dapat dikembalikan ke keadaan semula. Ternyata setelah diadakan eksperimen hasilnya menunjukan hal tersebut dapat, yaitu dengan cara diberikan stimulus yang berkondisi ( CS ) berulang-ulang tanpa disertai makanan sebagai reinforcement, sehingga akhirnya terbentuklah pada anjing bahwa anjing tidak lagi mengeluarkan air liur apabila mendengar bunyi bel. Ini berarti anjing kembali ke keadaan semula. Keadaan ini disebut sebagai experimental extinction. Tetapi apabila pada keadaan seperti itu kemudian beberapa waktu diberikan lagi makanan sebagai reinforcement, maka akan terjadi lagi response berkondisi secara cepat, dan ini yang disebut sebagai spontaneous recovery.


Tidak ada komentar: